Monday, 2 April 2012

PRAKTIKUM GIZI : PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH, KOLESTEROL, PROTEIN TOTAL, DAN ASAM URAT

Posted by auliya-0210 at 9:06 am

I.      TUJUAN
1.    Untuk mengetahui cara pemeriksaan glukosa darah, kolesterol, protein total dan asam urat.
2.    Untuk mengetahui kadar glukosa darah, kolesterol, protein total dan asam urat dalam tubuh.

II.    DASAR  TEORI
a.    Glukosa Darah
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
Adapun peranan glukosa dalam darah adalah sebagai berikut:
·      Sebagai pusat semua metabolisme
·      Bahan bakar universal untuk sel manusia
·      Sumber karbon untuk sintesis banyak senyawa lain
·      Untuk energi semua tipe sel manusia
b.    Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Nilai rujukan untuk kadar kolesterol total adalah 140-250 mg/dl.
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah.
Di dalam tubuh kita, kolesterol terdiri dari kolesterol LDL ( low density lipoprotein), HDL ( hight density lipoprotein), dan trigliserida. Kolesterol LDL yang di produksi di hati beredar di pembuluh darah dan menuju ke sel-sel tubuh, seperti sel jantung, sel otak, dan sel sel di organ lain yang membutuhkan. Kolesterol LDL yang tersisa akan dibawa oleh kolesterol HDL kembali ke hati dan dibuang ke kandung empedu sebagai asam empedu.
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan kolesterol yang bersifat jahat, karena dia menyebabkan kolesterol yang semula bebas di aliran darah menjadi menempel di dinding pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menjadi menyempit dan kaku. Proses inilah yang mendasari risiko terjadinya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, gangguan aliran darah ke bagian organ lain (termasuk saraf tepi) dan sebagainya.
Molekul LDL dapat melekat di dinding pembuluh darah karena adanya proses oksidasi oleh radikal bebas ( misalnya asap rokok). LDL yang teroksidasi tersebut mampu mengubah sel-sel makrofag (sejenis sel darah putih yang beredar di dalam darah) menjadi sel busa ( foam cell ) sehingga akan membentuk gumpalan ( plaque) yang makin lama semakin membesar, dan hasil akhirnya berupa penyempitan pembuluh darah.
LDL yang teroksidasi tadi juga akan meransang sel-sel otot polos di dinding pembuluh darah ( pembuluh darah memiliki otot pada dindingnya sehingga dapat bersifat fleksibel, dapat mengembang dan mengkerut) dan akhirnya dapat menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah, tidak dapat bersifat fleksibel lagi, dan tekanan darah dapat meningkat karena aliran darah tidak lancar. Pembuluh darah yang mengeras juga mudah pecah jika tekanan darah meningkat tajam.
Sedangkan HDL (High Density Lipoprotein), merupakan kolesterol yang bersifat baik yang akan membuang kolesterol yang sudah tidak terpakai oleh tubuh termasuk yang menempel di dinding pembuluh darah ke organ ekskresi untuk selanjutnya dibuang dari tubuh.
Golongan lemak yang menurunkan kadar LDL dan menaikkan kadar HDL disebut monosaturated dan polisaturated fat . Contoh produknya, antara lain: corn oil, soy bean, cottonseed oil, canola oil, olive oil, fish, peanut, almond, avocado dan sebagainya.
Golongan lemak yang “menaikkan jumlah LDL dan HDL dengan kekuatan seimbang” disebut saturated fat. Contoh produknya antara lain  whole milk, butter, cheese, ice cream, red meat, coconut, coconut milk, dan coconut oil.
Golongan lemak yang “menaikkan jumlah LDL” dan “menurunkan jumlah HDL” disebut Transaturated fat. Contoh produknya adalah sebagian besar vegetable oil, dan fast food.
c.    Protein Total
Protein adalah senyawa organik yang besar yang mengandung atom karbon, nitrogen, oksigen, hidrogen, dan beeberapa diantaranya mengandung sulfur, phospor, besi atau mineral lain. Protein disusun darri 23 atau lebih unit sederhana yang disebut asam amino, artinya protein tersebut mengandung gugus asam atau karboksil (-COOH) dan gugus amino (-NH2) yang bersifat basa sehingga menyebabkan protein bersifat amfoter, yaitu mempu bersifat dan bereaksi. Dengan demikian, protein mempunyai mekanisme untuk mencegah pembentukan pH yang tiba-tiba dalam tubuh.
Selain itu menurut Dyah (2002), protein adalah senyawa organik yang berat molekulnya tinggi, mengandung unsur-unsur C, H, O dan N, serta beberapa protein mengandung sulfur dan phospor.
Jenis-jenis protein adalah protein nabati yaitu protein yanng berasal dari tumbuhan, dimana jenis protein ini banyak dan sangat bervariasidalam bentuk sajian makanan sehat yang kaya akan protein seperti tahu, tempe dan lain-lain. Jenis protein yang lain adalah protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan yang salah satunya terdapat pada daging, telur dan kerupuk susu (Widowati, 2002).
Manfaat protein dalam tubuh, antara lain:
1.      Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh
2.      Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak atau mati.
3.      Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen, yaitu intraseluler, ekstraseluler, dan intravasikuler.
4.      Mempertahankan kenetralan atau asam basa tubuh.
5.      Membuat air susu, enzim dan hormon.
6.      Menyediakan energi yang diperlukan untuk aktivitas tubuh, terutama dalam keadaan memaksa misalnya kelaparan.
Pemeriksaan kadar protein total dapat dilakukan dengan menggunakan metode Biuret. prinsip metode ini adalah protein dalam serum akan bereksi dengan alkalis copper-tartrat dan memberikan warna ungu (violet). Warna yang terbentuk ini kemudian diukur absorbancenya dengan spektrofotometer pada l 530-570 nm (550). 
d.    Asam Urat
Asam urat adalah asam hasil metabolisme protein berupa asam-asam inti yang terdapat dalam inti sel. Setelah mengalami berbagai miam proses biokimia akan menjadi oksida purin. Purin sendiri merupakan salah satu turunan asam ammo. Oksidasi purin ini di metabolisme lagi oleh suatu enzim dan menghaSilkan produk akhir yaitu asam urat. Jadi asam Urat adalah hasil akhir dari metabolisme tubuh dari bahan purin.
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.
Asam urat menjadi masalah bila ekresi atau proses pembuangan tidak terjadi dengan baik. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal tidak rusak tapi kemampuannya membuang asam urat kurang. Hal ini biasanya karena faktor keturunan. Oleh sebab itu bila ada gangguan fungsi ginjal, kadar asam urat dalam darah akan meningkat atau disebut sebagai hiperurisemia. Selain dibuang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam urat yang berasal dari makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan juga melalui usus yaitu 30%.
Kadar asam urat darah yang dianggap normal rata-rata 5-7 mg% (6,5 mg% batas tinggi pria dan 5,5 mg% pada wanita). Sekitar 50% asam urat dalam tubuh berasal dari asupan makanan. peningkatan kadar asam urat dalam darah ini bisa juga terjadi karena asupan makanan yang mengandung purin yang berlebihan. Bahan makanan yang mengandung purin yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara lain daging, hati, ikan, sayuran, seperti kangkung, kacang-kacangan serta minuman seperi kopi dan alcohol.
Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia.
Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi.
Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun. Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.
Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan asam urat.
Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

III.  ALAT DAN BAHAN
a.    Alat
1.    Spoit 3-5 ml
2.    Torniqued/Pengikat Karet Lengan
3.    Sentrifius (Centrifuge)
4.    Tabung Sentrifius
5.    Photo Analyzer
6.    Mikro Pipet 10 µl, 1000 µl
7.    Kuvet
8.    Rak Tabung
b.    Bahan
1.    Alkohol  70%
2.    Kapas
3.    Aquades
4.    Reagen pemeriksaan glukosa (Glucose)
5.    Larutan standard untuk glukosa
6.    Reagen pemeriksaan kolesterol (Cholesterol)
7.    Larutan standard untuk kolesterol
8.    Reagen pemeriksaan protein
9.    Laruten standard untuk protein
10.     Reagen pemeriksaan asam urat (Uric Acid)
11.     Larutan standard untuk asam urat

IV. CARA KERJA
1.        Siapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2.        Jika darah diambil pada bagian vena fossa cubiti, pasang torniqued (ikatan pembendung) pada lengan bagian atas dan mintalah pada orang yang diambil darahnya untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat.
3.        Tegakkanlah kulit di bagian lengan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak-gerak pada saat tusukan.
4.        Bersihkan bagian yang akan diambil darah dengan alkohol 70%.
5.        Tusuklah bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Tarik penghisap spoit perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.
6.        Lepaskan karet bendungan.
7.        Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah spoit.
8.        Bukalah jarum spoit dan alirkan perlahan-lahan dalam tabung sentrifius secukupnya (± 3 ml) untuk dipisahkan serumnya, diamkan 5-10 menit sebelum disentrifius
9.        Masukkan ke dalam sentrifius dengan kecepatan 3.500 rpm selama 5 menit.
10.    Jika fibrin belum terpisah, masukkan kembali ke dalam sentrifius selama 5 menit. Jika sampel darah telah terpisah antara plasma, fibrin dan serum maka sampel tersebut telah siap untuk digunakan dalam uji selanjutnya.
11.    Sediakan 3 buah tabung untuk tiap-tiap pemeriksaan, lalu isi semua tabung dengan reagen masing-masing menggunakan mikrokuvet sebanyak 1000 µl.
12.    Tabung I (BLANKO) untuk tiap-tiap pemeriksaan hanya berisi reagen masing-masing. Tabung II (STANDAR) diisi dengan larutan standar, yaitu asam urat 10 µl, glukosa 10 µl, kolesterol 20 µl, dan protein 20 µl. Sedangkan tabung III (SERUM) diisi dengan serum, yaitu asam urat 10 µl, glukosa 10 µl, kolesterol 20 µl, dan protein 20 µl. Goyangkan tabung agar larutan tercampur dengan baik.
13.    Untuk pemeriksaan asam urat, tabung didiamkan selama 30 menit, glukosa darah 10 menit, kolesterol 10 menit, dan protein 10 menit.
14.    Setelah didiamkan, masing-masing sampel akan diuji kadarnya dengan menggunakan Photo Analyzer (Cara pengoperasian alat pada Lampiran).
15.    Catat hasil uji yang keluar lalu masukkan ke dalam rumus.

V.   HASIL PEMERIKSAAN PHOTO ANALYZER
a.    Glukosa Darah
FACTOR (Blanko)        =  458
C1 (Standar)                =  281
PAT. (Serum)               =  171
b.    Kolesterol
FACTOR (Blanko)        =  824
C1 (Standar)                =  408
PAT. (Serum)               =  224
c.    Protein
FACTOR (Blanko)        =  24
C1 (Standar)                =  10,3
PAT. (Serum)               =  11,2
d.    Asam Urat
FACTOR (Blanko)        =  75
C1 (Standar)                =  3,51
PAT. (Serum)               =  1,58

VII.   PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai sebagai berikut:
·      Glukosa         :  104,9 mg/dl
·      Kolesterol     :  110,9 mg/dl
·      Protein          :    4,8   mg/dl
·      Asam Urat    :            mg/dl

Kadar glukosa sampel (104,9 mg/dl) merupakan kadar yang normal setelah dibandingkan dengan nilai rujukan. Kadar kolesterol (110,9 mg/dl) tergolong rendah, sebab nilai rujukan untuk kolesterol normal adalah 140-250 mg/dl. Demikian juga dengan kadar protein total (4,8 mg/dl) tergolong rendah dengan nilai rujukan normal sebesar 6-8 mg/dl.

VIII. KESIMPULAN  
Dari pemeriksaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pemeriksaan asam urat, glukosa, kolesterol dan protein total dapat dilakukan dalam sekali pengambilan spesimen/sampel darah. Hasil pemeriksaan pun harus dibandingkan dengan nilai rujukan, sehingga dapat diketahui tingkatan kadar asam urat, glukosa, kolesterol dan protein total seseorang itu rendah, normal atau tinggi. Dengan demikian dapat digunakan sebagai landasan dalam diet sehari-hari.
 

Aulicious Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei